Wednesday, June 23, 2010

Tetangga Oh Tetangga



Apa yang harus kita lakukan supaya kita hidup rukun dengan tetangga. Kalau kita hanya menyewa rumah dengan waktu tertentu memang bukan hal yang terlalu penting, tapi kalau kita memang sudah merencanakan akan tinggal dilingkungan itu seumur hidup artinya berpuluh tahun harus berdampingan dengan tetangga.

Tetangga akan menjadi seperti keluarga kita juga karena dibanyak kesempatan kita akan sangat membutuhkan mereka. Untuk itu kita harus menjalin hubungan yang baik dengan tetangga, karena mereka adalah termasuk orang yang dekat dengan kita.

Pengalaman saya bertetangga sudah 8 tahun dan sampai sekarang belum pernah sekalipun bermasalah dengan tetangga dan bahkan sudah seperti teman yang saling mendukung.

Komplek rumah saya seperti Taman Mini Indonesia Indah, yang terdiri dari berbagai macam suku. Batak, Jawa, Lampung, Sunda, Bali, Makassar, Palembang, Mandailing, Manado, Flores, Padang dan berbagai suku dan agama. Setiap tahun diadakan liburan bersama ke pantai. Walaupun berbeda tapi kerukunan tetap terjalin.


Kunci bertetangga yang baik :

- Jangan pernah merasa sirik atau iri dengan apapun yang di miliki tetangga
- Bersikap sopan dan saling menghargai
- Jangan bergunjing (menggosipi) tetangga
- Bila ada perselisihan atau salah pengertian, langsung dibicarakan baik-baik dengan yang bersangkutan, jangan dibicarakan dengan tetangga yang lain, takutnya masalah akan melebar.
- Menyapa tetangga bila berpapasan
- Mengundang tetangga bila ada hajatan
- Berpikir sebelum mengucapkan kata-kata yang bisa saja menyinggung perasaan tetangga. (karena karateristik orang berbeda-beda).
- Berusahalah menempatkan diri kita di posisi oranglain (supaya kita  bisa mengerti dengan sifat mereka)

Jadi gampang sekali bila ingin hidup rukun dengan tetangga ....

Thursday, June 17, 2010

Perkampungan Kumuh di Mumbai


Untuk apa bangga sebagai negara demokrasi bila penduduknya banyak yang tidak makan???

Itulah tanggapan saya kepada seorang supir taksi di kota Mumbai yang membawa saya berkeliling kota Mumbai seharian (seharian hanya bayar 100rupee=Rp.200,000...murah banget bukan )

Tempat kumuh di Jakarta hanya setitik bila dibandingkan dengan tempat kumuh di pusat kota Mumbai India. Hampir berhektar-hektar pemandangan menyedihkan dengan anak-anak yang bermain cricket di tumpukan sampai yang sangat bau busuk.

Dan miris sekali bila belok sedikit dengan apartment-apartement mewah dan rumah-rumah mewah. Saya berkeliling kota melihat perumahan-perumahan orang kaya dan memang mirip dengan gaya hidup orang Indonesia.Bila punya uang langsung membangun rumah dengan model semewah-mewahnya ataupun berlomba-lomba tinggal di apartment mewah.

Saya melihat-lihat rumah Amitabachan (movie star) dan beberapa artis India yang terkenal, memanglah sangat kontras sekali dengan slumdog yang luas banget. Sedih banget deh pokoknya...

Pengemis di Indonesia hanya sedikit yang benar-benar miskin, tapi di India mereka benar-benar miskin karena tidak banyak yang mau memberi uang kepada pengemis. Penduduk yang punya uang sudah punya kesadaran tinggi untuk tidak memberi uang kepada pengemis, dan pemerintah melarang memberi uang, sama seperti di Indonesia.

Memang pengemis di Mumbai sangat memprihatinkan, ribuan pengemis dihampir semua sudut jalan....dan katanya sih pengemis di negara India yang dijalanan melebihi jumlah total penduduk negara Singapura. wow...sangat miris...

Setelah melihat sendiri bagaimana kehidupan orang di slumdog mumbai, saya jadi benar-benar sangat bersyukur masih bisa menikmati hidup dengan tidak perlu memikirkan apa yang akan saya makan besok dan mengeluh karena kepanasan diwaktu malam.